Pengetahuan tidaklah cukup, kita harus mengamalkannya. Niat tidaklah cukup, kita harus melakukannya

Saturday, September 21, 2019

PERANAN ETIKA DALAM BISNIS Bag.3

No comments



PERANAN ETIKA BISNIS

Adapun etika bisnis  perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, dimana diperlukan suatu landasan yang kokoh untuk mencapai itu semua. 

Dan biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang handal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.


Menurut Richard De George, bila perusahaan ingin sukses/berhasil memerlukan 3 hal pokok yaitu :

1. Memiliki produk yang baik
2. Memiliki managemen yang baik
3. Memiliki Etika


Ke tiga aspek pokok tersebut dapat dijabarkan melalui 3 (tiga) sudut pandang bisnis yaitu : dari sudut pandang ekonomi, hukum dan etika.


1.) Sudut pandang ekonomis.


Bisnis adalah kegiatan ekonomis. Yang terjadi disini adalah adanya interaksi antara produsen/perusahaan dengan pekerja, produsen dengan konsumen, produsen dengan produsen dalam sebuah organisasi. 


Kegiatan antar manusia ini adalah bertujuan untuk mencari untung oleh karena itu menjadi kegiatan ekonomis. Pencarian keuntungan dalam bisnis tidak bersifat sepihak, tetapi dilakukan melalui interaksi yang melibatkan berbagai pihak.


Dari sudut pandang ekonomis, good business adalah bisnis yang bukan saja menguntungkan, tetapi juga bisnis yang berkualitas etis.


2.) Sudut pandang etika


Dalam bisnis, berorientasi pada profit, adalah sangat wajar, akan tetapi jangan  keuntungan yang diperoleh tersebut justru merugikan pihak lain. Tidak semua yang bisa kita lakukan boleh dilakukan juga. Kita harus menghormati kepentingan dan hak orang lain. 


Pantas diperhatikan, bahwa dengan itu kita sendiri tidak dirugikan, karena menghormati kepentingan dan hak orang lain itu juga perlu dilakukan demi kepentingan bisnis kita sendiri.


3). Sudut pandang Hukum


Bisa dipastikan bahwa kegiatan bisnis juga terikat dengan “Hukum” Hukum Dagang atau Hukum Bisnis, yang merupakan cabang penting dari ilmu hukum modern. Dan dalam praktek hukum banyak masalah timbul dalam hubungan bisnis, pada taraf nasional maupun international.


Seperti etika, hukum juga merupakan sudut pandang normatif, karena menetapkan apa yang harus
dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Dari segi norma, hukum lebih jelas dan pasti daripada etika, karena peraturan hukum dituliskan hitam atas putih dan ada sanksi tertentu bila terjadi pelanggaran. 




FAKTOR-FAKTOR PEBISNIS MELAKUKAN PELANGGARAN ETIKA BISNIS


Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan pebisnis dilatarbelakangi oleh berbagai hal, Selain untuk mencapai keuntungan yang sebanyak-banyaknya, juga dapat disebabkan beberapa Faktor antara lain:


- Banyaknya kompetitor dengan produk mereka yang lebih menarik
- Mengejar Keuntungan dan Kepentingan Pribadi (Personal Gain and Selfish Interest)
- Ingin menambah pangsa pasar
- Ingin menguasai pasar.



Dari faktor-faktor tersebut, faktor pertama adalah faktor yang memiliki pengaruh paling kuat terhadap pelanggaran etika bisnis.Salah satu upaya untuk mempertahankan produk perusahaan tetap menjadi yang utama, dibuatlah iklan dengan sindiran-sindiran pada produk lain. 


Iklan dibuat hanya untuk mengunggulkan produk sendiri, dan menjelek-jelekkan produk iklan lain. 

Hal tersebut tentunya menyalahi prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis yang baik antara lain : Prinsip otonomi, Prinsip kejujuran, Prinsip keadilan, Prinsip saling menguntungkan (mutual benefit principle), Prinsip integritas moral.


Pertanyaan nya bagaimana menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis ini agar benar-benar dapat operasional???. Sesungguhnya banyak perusahaan besar telah mengambil langkah yang tepat kearah penerapan prinsip-prinsip etika bisnis ini, kendati prinsip yang dianut bisa beragam.


Pertama-tama membangun apa yang dikenal sebagai budaya perusahaan (corporate culture). Budaya perusahaan ini mula pertama dibangun atas dasar Visi atau filsafat bisnis pendiri suatu perusahaan sebagai penghayatan pribadi orang tersebut mengenai bisnis yang baik. Visi ini kemudian diberlakukan bagi perusahaannya, yang berarti Visi ini kemudian menjadi sikap dan perilaku organisasi dari perusahaan tersebut baik keluar maupun kedalam.


Maka terbangunlah sebuah etos bisnis, sebuah kebiasaan yang ditanamkan kepada semua karyawan sejak diterima masuk dalam perusahaan maupun secara terus menerus dievaluasi dalam konteks penyegaran di perusahaan tersebut. Etos inilah yang menjadi jiwa yang menyatukan sekaligus juga menyemangati seluruh karyawan untuk bersikap dan berpola perilaku yang kurang lebih sama berdasarkan prinsip yang dianut perusahaan.


Sumber Bacaan : mohammadfadlyassagaf.wordpress.com
Sumber Gambar : zahiraaccounting.com

No comments :

Post a Comment