Pengetahuan tidaklah cukup, kita harus mengamalkannya. Niat tidaklah cukup, kita harus melakukannya

Thursday, November 21, 2019

13 KEUTAMAAN JIHAD MENURUT ISLAM

No comments




Saat mendengar kata “Jihad” pasti pikiran kita langsung teringat dengan “Laskar Jihad”, “Bom jihad”, “Terorisme”, “Al-Qaidah”, “Jamaah Islamiyah”, dan semua yang serem-serem dan selalu berhubungan dengan kekerasan, pembunuhan masal, perang , dan kematian.


Sebagai seorang Muslim, tentunya kata jihad memiliki makna tersendiri yang membuat kita merinding sekaligus menggebu-gebu dalam menggapainya. Ya, jihad merupakan sebuah perjuangan tertinggi dalam membela agama Allah. Dalam sejarah agama Islam, jihad adalah ikut berperang bersama Rasulullah SAW demi membela agama.


Rasulullah bersabda dalam riwayat Imam Ibnu Asakir yang dikutip dari kitab Shahih al-Jami’ ash-Shaghir, “Berdiri sesaat dalam barisan pasukan untuk berjihad (di jalan Allah) lebih baik daripada shalat malam selama enam puluh tahun.”


Allah telah menyeru kita untuk berjihad melawan musuh Islam.


Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”. (Q.S. At Taubah:36)


Namun, di jaman sekarang, musuh Islam bukan hanya menyerang secara fisik. Musuh-musuh Islam semakin gencar menghancurkan keimanan umat Muslim dengan berbagai cara. Diantaranya melalui perusakan moral dengan narkoba, seks bebas, emansipasi wanita, homoseksual, dan banyak intervensi lainnya.


Maka dari itu, sebagai umat Islam kita harus lebih cerdas dan bijaksana dalam berjihad karena saat ini jihad bukan hanya lewat perang, tapi jihad melawan nafsu dan penjajah.


Artinya: “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”(Q.S. Al Baqarah: 216)


Arti Jihad itu sendiri bukanlah perang, apapun dan di manapun yang dilakukan muslim untuk mendapatkan kekuasaan, ketenaran, harta dan kekayaan.


Jihad adalah abstract noun atau masdar dalam bahasa Arab yang asal katanya jahada  yang berarti ‘berjuang dan berusaha keras’.


Jihad dalam konteks keislaman adalah melawan kecenderungan jahat dalam diri sendiri, seperti malas dan dengki.


Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:


“Jihad yang paling utama adalah berjihad berjuang melawan hawa nafsu.” (ibnu Najjar dari Abu Dzarr).


Jihad artinya berjuang dan berusaha untuk menata masyrakat yang lebih baik dan bermartabat, seperti damai dan saling menghormati.


Jihad maknanya berjuang dan berusaha melawan penindasan dan kedzaliman, seperti pemerkosaan, human trafficking dan korupsi.


Jihad dalam pengertian bahasa berasal dari akar kata jahd yang bermakna “berusaha sungguh-sungguh dengan mengerahkan segenap kemampuan.” Dalam makna yang lebih luas jihad mempunyai pengertian menanggulangi musuh yang tampak, setan, dan hawa nafsu. 
Siapa Saja Bisa Berjihad, Termasuk Orang Kafir


Berdasarkan arti asal katanya, orang nonmuslim juga bisa berjihad. Allah berfirman:


Jika kedua orang tuamu berjihad untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan bersahabatlah dengan keduanya di dunia dengan baik… (Luqman: 15)


Kami wajibkan manusia berbuat baik kepada ibu-bapaknya. Jika keduanya berjihad untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya… (al-Ankabut: 8)


Banyak tokoh orientalis dan liberal menerjemahkan kata ‘jihad’ menjadi ‘perang suci’. Sayangnya, muslim pun latah menggunakannya. Mungkin karena sudah terinfeksi atau termasuk dalam 3 golong di atas.


Padahal, frasa ‘perang suci’ sendiri jika diterjemahkan ke dalam bahasa Arab adalah ‘harbun moqoddasun’ 


Untuk Anda yang tidak pernah baca apalagi khatam al-Quran, silakan cek sendiri. Tidak pernah ada kata ‘harbun muqoddasun’ dalam al-Quran dan al-Hadits.


Justru istilah ‘perang suci’ adalah istilah yang digunakan pasukan crusader untuk menyebut perang melawan muslim di Yerussalem.


Untuk memahami satu istilah, haruslah kita melihat siapa yang pertama kali menggunakan kata tersebut agar tidak luput dari konteks dan konsep di dalamnya. 


Memahami kata ‘jihad’ harus dan mutlak membaca Quran dan Hadits;


Berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. (al-Hajj: 78)


Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. (at-Taubah: 20)


Perumpamaan orang yang berjihad seperti orang yang berpuasa dan shalat terus menerus, dan Allah sangat mengetahui orang-orang yang berjihad (ikhlas). Allah telah menjanjikannya surga jika dia terbunuh atau mengembalikanya dengan selamat serta membawa pahala dan rampasan perang. (al-Bukhari)


Aisyah berkata: Ya Rasulullah, apakah kami boleh ikut berperang dan berjihad bersama kalian? Rasulullah menjawab “Jihad terbaik dan terindah adalah haji mabrur”. (al-Bukhari)


Ada seorang laki-laki bertanya pada Rasul Dapatkah aku pergi berjihad? Rasul menjawab “Apakah engkau memiliki orang tua?”, “ya” jawab lelaki itu, Rasulullah menjawab, “Maka berjihadlah dengan melayani keduanya” (al-Bukhari)


Seorang laki-laki bertanya pada Nabi Muhammad: “Jihad apakah yang paling baik?” Rasul menjawab,”Mengatakan kebenaran dihadapan penguasa yang dzalim.” (an-Nasai di sahihkan al-Bani)
Mujahid adalah orang yang berjihad melawan nafsunya karena Allah. (Hibban)


Konsekuensi Istilah Jihad


Setelah kita membaca dalil-dalil di atas, kita tahu jihad tidak hanya bertempur di medan perang, tapi dapat berubah sesuai sikon (situasi dan kondisi), coba simak fiman Allah ﷻ berikut;


Janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al-Qur’an sebagai jihad yang besar. (al-Furqon: 52)


al-Quran mengisyaratkan kita agar berjihad dengannya terhadap orang kafir. Ini artinya kita harus menyampaikan pesan Allah pada mereka, bukan membunuh mereka.


Ayat di atas merupakan perintah untuk kita berbangga terhadap ajaran islam. Bagaimana mungkin kita berdakwah mengajak orang, sedangkan kita minder terhadap agama ini?


Artinya, kita tidak boleh ikut-ikutan menolak penggunaan istilah ‘jihad’ hanya karena media menggoreng kata tersebut dalam konteks terorisme dan radikal.


Penghapusan istilah jihad atau menggantinya dengan ungkapan lain seperti; berusaha keras, susah payah, berjibaku, khususnya dalam kontek dan ranah agama dan penerjemahan adalah kesalahan besar.


Apalagi, sampai ada larangan mengajarkan Bab Jihad dalam kurikulum pesantren dan kitab fiqih. Sangat mungkin, orang-orang yang melakukan aksi bom bunuh diri justru tidak paham apa itu jihad. Setelah diperiksa, ternyata benar. Komplotan itu tidak paham al-Quran, bahkan tidak sedikit yang buta huruf tajwid.


Jihad Bom Bunuh Diri


Terkait ayat di atas, ada sebuah kisah:


Suatu hari ada seorang laki-laki menghadap seorang ulama. Ia sedang kesal terhadap orang-orang yang berada dalam dalam diskotik, “Syaikh, menurut saya orang-orang itu berada dalam maksiat, mereka masuk ke tempat yang banyak khamar, miras dan melakukan khalwat, campur baur antara pria-wanita secara bebas. Saya rasa mereka harus diberi hukuman.”


Ulama itu berkata, “Lalu, apa yang akan kamu lakukan?”


“Saya akan jihad, meledakkan bom bunuh di tempat mereka, dengan begini permasalahan terhadap sampah masyarakat akan selesai.”


“Baik, ada satu hal yang ingin saya tanyakan. Jika kamu melakukan bom bunuh diri di hadapan mereka, lalu mereka mati suul khatimah. Di mana tempat mereka kelak?”


“Tentu saja mereka akan jadi penghuni neraka.”


“Berarti tujuan kamu dan iblis tidak ada bedanya. Menjerumuskan manusia yang bermaksiat ke dalam neraka. Padahal iblis itu musuh kamu.”


Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (al-Fatir: 6)


Seorang muslim seharusnya berdakwah kepada orang-orang yang berada dalam kemaksiatan dengan akhlak yang baik sehingga mereka bisa keluar dari kemaksiatan tersebut, bukannya malah menyegerakan mereka untuk masuk ke dalam neraka.


Karenanya, tidak ada satupun Risalah yang diutus untuk berbuat demikian, Allah memerintahkan agar kita mengeluarkan orang yang berbuat salah dari kegelapan menuju cahaya.


Ingat, Nabi Muhammad pernah dilempari batu hingga luka dan berdarah, kemudian malaikat Jibril meminta izin agar para penduduk kafir Thaif itu ditimpa dengan gunung, lalu Rasul melarangnya sambil berfikir positif bahwa suatu saat keturunan mereka akan beriman.


Inilah mengapa jihad tebesar adalah jihad melawan hawa nafsu. Kita berdakwah dengan kitabullah, kemudian kita marah karena ditolak, jangan-jangan marah kita adalah nafsu, bukan fisabilillah.


Inilah makna jihad dalam Islam yang harus selalu kita pegang teguh dan tidak boleh dilupakan, menyampaikan nilai-nilai al-Quran tentunya dengan kasih dan sayang, karena al-Quran sendiri adalah rahmat.


Jangan sampai karena kurang mengerti agama sendiri, kita salah menyikapi paham golongan dan agama lain. Lebih-lebih saudara muslim kita yang lain terfitnah dan kita menjadi fitnah bagi nonmuslim. Naudzubillah …


KEUTAMAAN JIHAD


1. Merupakan perintah Allah


Allah SWT berfirman:

Artinya: “Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim.” (Q.S. A Baqarah:193)


2. Mendapat pahala berlipat ganda


Dikatakan kepada Rasulullah SAW: Amalan apa yang setara dengan jihad fii sabiilillah? Rasulullah SAW berkata: “Kalian tidak bisa (mengerjakan amalan yang setara dengan jihad).” Para shahabat mengulangi pertanyaan tersebut dua kali atau tiga kali, dan Rasul tetap menjawab: “Kalian tidak bisa (mengerjakan amalan yang setara dengan jihad).” Kemudian Rasul bersabda pada kali yang ketiga: 


“Perumpamaan orang yang berjihad di jalan Allah itu seperti orang yang berpuasa, shalat, dan khusyu’ dengan (membaca) ayat-ayat Allah. Dia tidak berhenti dari puasa dan shalatnya sampai orang yang berjihad di jalan Allah Ta’ala itu kembali.”


3.  Dijanjikan surga


Allah telah menjanjikan surga bagi mereka yang berjihad di jalan Allah SWT.


Artinya: “Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai ‘uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar,”(Q.S. An Nisa:95)


4. Diampuni dosanya


Orang yang mati syahid di jalan Allah akan diampuni dosanya.


Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?” (Q.S. Ash Shaff:10)


Artinya:” (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (Q.S. Ash Shaff:11)


Artinya:” Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar. .” (Q.S. Ash Shaff:12)


5. Aman di hari kiamat


Imam Musa Al-Kadzim as berpesan, “Allah memiliki hamba-hamba di bumi ini yang berusaha (bekerja keras) untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan orang lain. Mereka lah orang-orang yang aman di Hari Kiamat.” Memenuhi kebutuhan disini dimaksud dengan memberikan pertolongan di jalan Allah, baik melalui pendidikan maupun bantuan sosial.


6. Memberi syafaat bagi 70 anggota keluarganya


Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang mati syahid itu dapat memberikan syafaat kepada tujuh puluh orang dari kalangan keluarganya.” (HR. Abu Dawud)


7. Amalan yang paling utama


Allah SWT berfirman:


Artinya: “Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.”(Q.S. Al Hajj:78)


8. Memberikan pertolongan pada orang lain


Berjihad bukan hanya tentang hablum minallah tapi juga hablum minannas. Dengan berjihad kita juga sekaligus menjadi penolong bagi orang yang membutuhkan.


Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertoIongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”(Q.S. Al Anfaal:72)


9. Dihilangkan kesedihan dan kesusahan


Rasulullah SAW bersabda: “Wajib atas kalian berjihad di jalan Allah Tabaaraka wa Ta’ala, karena sesungguhnya jihad di jalan Allah itu merupakan salah satu pintu dari pintu-pintu Surga, Allah akan menghilangkan dengannya dari kesedihan dan kesusahan.”


10. Mendapat rezeki bahkan ketika telah wafat


Ada sebuah riwayat dari Abu Mu’awiyah, Rasul bersabda:


” Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.” la berkata; “Dapatkah kita bertanya tentang hal itu? Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ruh-ruh mereka seperti burung hijau yang melebarkan sayapnya di surga mana saja yang ia kehendaki, kemudian ia bernaung di atas lentera yang tergantung di Arasy. Di saat mereka seperti itu, Tuhanmu muncul kepada mereka,


Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: Mintalah kepadaku apa yang kalian inginkan! Mereka berkata; Tuhan kami! apa yang akan kami minta kepada-Mu, sementara kami sedang melebarkan sayap di surga sesuka hati kami? Ketika mereka melihat bahwa mereka tidak dibiarkan untuk tidak meminta, maka mereka berkata; ‘Kami meminta agar ruh kami dikembalikan kepada jasad kami di dunia, kemudian kami terbunuh kembali di jalan-Mu. Ketika Allah Subhanahu Wa Ta’ala melihat bahwa mereka tidak meminta hal lainnya kecuali hal itu, maka mereka ditinggalkan.” (Ibnu Majah: 2791)


11. Diselamatkan dari siksa kubur


Mereka yang berjihad di jalan Allah akan diselamatkan dari siksa dan fitnah kubur. Sebagaimana sabda Rasul: “Orang yang mati syahid mendapatkan enam hal di sisi Allah: Diampuni dosa-dosanya sejak pertama kali darahnya mengalir, diperlihatkan kedudukannya di surga, diselamatkan dari siksa kubur, dibebaskan dari ketakutan yang besar, dihiasi dengan perhiasan iman, dikawinkan dengan bidadari dan dapat memberikan syafaat kepada tujuh puluh orang kerabatnya.” (HR. At-Tirmizi no. 1586 dan Ibnu Majah no. 2789)


12. Dinikahkan dengan bidadari surga


Sebagaimana hadist sebelumnya, bagi orang yang mati syahid atau berjihad di jalan Allah akan diberikan balasan dinikahkan dengan bidadari surga yang cantik jelita.


13. Diberikan mahkota kewibawaan dari Yaqut


Yaqut adalah batu permata yang sangat indah yang khusus diberikan hanya bagi orang-orang pilihan Allah SWT di surga nanti.


Wallahu’alam


Sumber Bacaan :

dalamislam.com
www.openulis.com
islam.nu.or.id
Buku Tuhanku Maha Keren Oleh M. Djarot Sensa

Sumber Gambar :

muslim.or.id

No comments :

Post a Comment