Pengetahuan tidaklah cukup, kita harus mengamalkannya. Niat tidaklah cukup, kita harus melakukannya

Saturday, October 19, 2019

BAHAYA MEMUJI ORANG DENGAN BERLEBIHAN

No comments



Hai Teman-Teman!! Kali ini Syamsul17 Blog akan membahas tentang Bahaya Memuji Seseorang Dengan Berlebihan.. Penasaran? Mari Kita Bahas


Mungkin disekitar kita ada orang yang berjasa bagi kehidupan. Namun, janganlah kita memuji/menyanjung orang itu secara berlebihan. 


Pada umumnya, manusia ingin dipuji oleh orang lain atas kebaikan yang dilakukan atau keberhasilan yang telah diraih. Selain itu, manusia juga kerap memuji kebaikan atau keberhasilan orang lain. Ada orang dengan tulus memuji orang lain namun ada orang juga memuji orang lain karena memiliki maksud tersembunyi yang tidak baik.


Memuji orang dengan berlebihan dapat membuat orang yang dipuji menjadi riya’, sombong, angkuh, atau terkena penyakit hati lainnya. Sifat sombong dalam Islam maupun riya’ dalam Islam akibat pujian yang berlebihan dapat membuat orang yang dipuji menjadi takabur dan menghancurkan amal shaleh.


Bolehkah memuji orang lain dalam Islam?


Islam membolehkan seorang muslim memberikan pujian kepada orang lain. Memuji orang lain dikatakan baik jika pujian yang diberikan ditujukan untuk memuji kebaikan orang lain yang memang ada pada dirinya. Apabila pujian ditujukan untuk memuji sesuatu yang memang tidak ada padanya atau tidak diperbuat olehnya maka hal inilah yang tidak boleh. 


Allah SWT berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 188 yang artinya,


“Janganlah sekali-kali kamu menyangka bahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan, janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih.” (QS. Ali Imran : 188)


Tentu Kalian Bertanya-Tanya Bolehkah Kita Memuji Secara Berlebihan? 


Tahukah Kamu ? Memuji Orang Lain di Hadapannya Sama dengan Menyembelihnya


Dari Abu Bakrah, ia menceritakan bahwa ada seorang pria yang disebutkan di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu seorang hadirin memuji orang tersebut. 


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda,


، “Celaka engkau, engkau telah memotong leher temanmu (berulang kali beliau mengucapkan perkataan itu). Jika salah seorang di antara kalian terpaksa/harus memuji, maka ucapkanlah, ”’Saya kira si fulan demikian kondisinya.” -Jika dia menganggapnya demikian-. Adapun yang mengetahui kondisi sebenarnya adalah Allah dan  janganlah mensucikan seorang di hadapan Allah.” (Shahih): [Bukhari: 52-Kitab Asy Syahadat, 16-Bab Idza Dzakaro Rojulun Rojulan]


Abu Musa berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengar seorang pria berlebih-lebihan dalam memuji seorang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda,


”Kalian telah membinasakan atau mematahkan punggung orang itu.”(Shahih): [Bukhari: 78-Kitab Al Adab, 54-Bab Maa Yukrohu Minat Tamaduh. Muslim: 53-Kitab Az Zuhd, hal. 67]


Dari Ibrahim At Taimiy dari ayahnya, ia berkata, “Kami duduk bersama Umar [ibnul Khaththab radliallahu ‘anhu]. Lalu ada seorang pria memuji orang lain yang berada di hadapannya. Umar lalu berkata,


 “Engkau telah menyembelih orang itu, semoga Allah menyembelihmu.”(Hasan secara sanad)


’Umar berkata,


“Pujian itu adalah penyembelihan.”(Shahih secara sanad)


Muhammad (guru imam Bukhari-ed) berkata,


 “(Hal itu berlaku) apabila ia senang akan pujian yang diberikan kepadanya.”

Menyiramkan (pasir) ke Wajah Orang–orang  yang Doyan Memuji


Dari Abu Ma’mar, ia berkata, “Ada seorang pria berdiri memuji salah seorang gubernur. Miqdad [ibnul Aswad] lalu menyiramkan pasir ke wajahnya dan berkata,


“Kami diperintahkan oleh Rasulullah untuk menyiramkan pasir ke wajah orang-orang yang memuji.” (Shahih) Ash Shahihah (912), [Muslim: 53-Kitab Az Zuhd, hal. 68]


Dari Atha’ ibnu Abi Rabah bahwa ada seorang pria memuji orang lain di hadapan Ibnu Umar. Ibnu Umar lalu menyiramkan pasir pada mulutnya dan berkata, 


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


“Jika kalian melihat orang-orang yang doyan memuji maka siramkanlah pasir ke wajahnya .”(Shahih) Ash Shahihah (912)


Dari Mihjan Al Aslamy berkata, “Raja’ berkata,


”Saya berjalan bersama Mihjan pada suatu hari hingga kami sampai di masjid milik penduduk Basrah. Pada saat itu Buraidah [ibnul Hushaib] sedang duduk di salah satu pintu masjid. Pada masjid itu terdapat seorang pria bernama Sukbah sedang melaksanakan shalat dalam tempo yang terhitung lama. Ketika kami tiba di pintu masjid –di mana Buraidah sedang duduk disana-, Buraidah berkata -Buraidah adalah seorang yang suka bergurau-,


“Wahai Mihjan, apakah engkau shalat seperti shalatnya Sukbah?” Mihjan tidak menjawabnya tetapi dia lalu pulang.


Raja’ berkata, ”Mihjan lalu berkata, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memegang tanganku lalu kami pergi bersama hingga menaiki gunung Uhud. Kemudian beliau menatap kota Madinah, beliau lalu bersabda,


”Kota ini (Madinah) terancam bahaya. Dia ditinggalkan oleh penghuninya dalam keadaan makmur. Dajjal mendatanginya lalu mendapati malaikat pada setiap pintunya, maka dia tidak dapat memasukinya.”


Beliau lalu turun kembali. Ketika kami sampai di masjid,  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat seorang pria melaksanakan shalat, sujud dan ruku’. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bertanya kepadaku,


”Siapa dia?”


Saya berkata dengan nada memujinya,


”Wahai Rasulullah, dia adalah fulan dan kondisinya demikian …” Beliau lalu bersabda,


“Cukup jangan engkau memperdengarkan pujianmu sehingga engkau membinasakannya.”
Mihjan berkata, ”Beliau lalu pergi. Ketika sampai di kamarnya beliau seolah meniup dua tangannya sambil bersabda,


“Sesungguhnya sikap beragama yang terbaik adalah mengerjakan kewajiban agama sesuai dengan kemampuan.” Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. (Hasan) Ash Shahihah (1635)


 Boleh Memuji Jika Aman dari Fitnah (Sisi Negatif)


Dari Abu Hurairah, ia menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


“Pria terbaik adalah Abu Bakr, ‘Umar, Abu ‘Ubaidah, Usaid bin Hudhair, Tsabit bin Qais bin Syammas, Mu’adz bin Amru ibnul Jamuh dan Mu’adz bin Jabal.” Kemudian beliau mengatakan,


 “Pria terburuk adalah fulan dan fulan.” Beliau menyebutkan tujuh nama. (Shahih) Ash Shahihah (875): [Saya tidak mendapatkannya di salah satu kitab induk hadits yang enam]. Saya (Syaikh Al Albani) berkata: “Bahkan hadits ini diriwayatkan oleh At Tirmidzi. Silakan lihat Ash Shahihah.”


Apa yang harus kita lakukan ketika ada orang yang memberikan pujian?


Salah satu cara agar tidak terkena penyakit hati atau terhindar dari ujub dalam Islam karena dipuji oleh orang lain adalah dengan berdoa. Hal inilah yang dilakukan oleh Abu Bakr Ash Shidiq ketika ada orang lain yang memuji beliau. Adapun doa yang belau ucapkan adalah :


ALLAHUMMA ANTA A’LAMU MINNI BI NAFSIY, WA ANAA A’LAMU BI NAFSII MINHUM. ALLAHUMMAJ ’ALNIY KHOIROM MIMMAA YAZHUNNUUN, WAGH-FIRLIY MAA LAA YA’LAMUUN, WA LAA TU-AKHIDZNIY BIMAA YAQUULUUN.


Artinya,


“Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka.“ (Diriwayatkan oleh Al Baihaqi)


Jangan Tertipu dengan Pujian Orang Lain


Ibnu ‘Ajibah mengatakan, “Janganlah engkau tertipu dengan pujian orang lain yang menghampirimu. Sesungguhnya mereka yang memuji tidaklah mengetahui dirimu sendiri kecuali yang nampak saja bagi mereka. Sedangkan engkau sendiri yang mengetahui isi hatimu. Ada ulama yang mengatakan, “Barangsiapa yang begitu girang dengan pujian manusia, syaithon pun akan merasuk dalam hatinya.” (Lihat Iqozhul Himam Syarh Matn Al Hikam, Ibnu ‘Ajibah, hal. 159, Mawqi’ Al Qaroq, Asy Syamilah)



Wallahu ‘alam


Sumber Bacaan :


rumaysho.com
dalamislam.com


Sumber Gambar : 

Rumaysho.com

No comments :

Post a Comment