Pengetahuan tidaklah cukup, kita harus mengamalkannya. Niat tidaklah cukup, kita harus melakukannya

Tuesday, November 12, 2019

PERSAUDARAAN SESAMA MUSLIM

No comments




Perlu kita ingat, Nabi Muhammad SAW telah berpesan jauh sebelumnya  kepada kita, bahwa sesama muslim itu adalah saudara, beliau bersabda:


“Seorang Muslim adalah saudara bagi muslim lainya, dia tidak menzaliminya dan tidak membiarkanya untuk disakiti. Siapa yang membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah akan membantu kebutuhanya. Siapa yang menghilangkan satu kesusahan seorang muslim, maka Allah menghilangkan satu kesusahan bgainya dari kesusahan-kesuhan hari kiamat. Dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat. (H.R Bukhari)


Alasan Nabi Muhammad Saw mengatakan bahwa seorang muslim dengan muslim lainya adalah saudara, ialah karena hakikat saudara tidak menyakiti saudaranya, bahkan saling memberikan manfaat antar saudara.


Habib Ali Zainal Abidin bin Abubakar Alhamid mengatakan, persatuan serta persaudaraan merupakan nikmat paling besar yang Allah berikan dalam satu komunitas masyarakat. Sebaliknya, perselisihan dan permusuhan merupakan malapetaka besar yang dialami masyarakat.


"Dalam perjalanan dakwah Nabi, misi utamanya saat di Madinah adalah menyatukan umat Islam. Menyatukan antara Muhajirin dan Anshar," ujarnya dalam Taklim Akbar bertema "Merajut Ukhuwah Dalam Perbedaan" di Masjid Raya Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, belum lama ini.


Menjaga ikatan persaudaraan, kata dia, sesuai firman Allah dalam surah Ali Imran ayat 103, "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatnya kepa da mu, agar kamu mendapat petunjuk nya."


Melalui ayat tersebut, Allah melarang umat Islam berselisih. Allah pun akan mencabut pertolongan-Nya terhadap mereka yang berselisih. Meski begitu, dirinya menambahkan, dilarang berselisih bukan berarti tidak boleh ber beda pendapat.


Saudaraku, marilah kita baca kembali ayat Allah SWT,


“Sungguh kaum Mukmin itu bersaudara. Karena itu damaikanlah di antara saudara-saudara kalian,” (TQS al-Hujurat [49]: 10).


Ayat di atas menurut Imam Ali ash-Shabuni dalam Shafwah at-Tafâsir antara lain dinyatakan,


 “Persaudaraan karena faktor iman jauh lebih kuat daripada persaudaraan karena faktor nasab.”


Mari kita juga merenungkan kembali gambaran Rasulullah saw,


“Perumpamaan kaum Mukmin itu dalam hal kasih sayang, sikap welas asih dan lemah-lebut mereka adalah seperti satu tubuh; jika satu anggota tubuh sakit, anggota tubuh lainnya akan merasakan panas dan demam,” (HR Abu Dawud).


Sesama Muslim haram saling mencela, menyakiti, apalagi saling membunuh. Baginda Rasulullah saw. bersabda:


“Mencela seorang Muslim adalah kefasikan, sementara membunuhnya adalah kekufuran,” (HR al-Bukhari dan Muslim).


Rasulullah saw. pernah bersabda, “Muslim itu saudara bagi Muslim yang lain. Ia tidak saling menzalimi dan saling membiarkan. Siapa saja yang menghilangkan suatu kesulitan dari seorang Muslim, maka Allah SWT akan menghilangkan kesulitan bagi dirinya di antara berbagai kesulitan pada Hari Kiamat kelak. Siapa saja yang menutupi aib seorang Muslim, Allah pasti akan menutupi aibnya pada Hari Kiamat nanti,” (Muttafaq a’laih).


Seperti inilah persaudaraan muslim yang Allah SWT dan Rasulullah saw inginkan, dan ini jauh dari realita ummat Islam saat ini. Marilah kita periksa diri kita masing-masing, sudahkah kita memenuhi keinginan Allah SWT dan RasulNya, atau kita tetap dalam keegoisan kita saling menghujat dan mencela sesama saudara kita yang hanya akan berujung pada murka Allah SWT.


Persaudaraan ini meliputi bagi seluruh muslim, baik merdeka ataupun budak, dan baik yang sudah baligh ataupun belum. Sehingga, persaudaraan ini tidak dibatasi oleh status sosial.


Sebagaimana hakikat persaudaraan, sesama saudara dilarang untuk saling menzalimi. Haram hukumnya seorang muslim menyakiti muslim lain. Kezaliman tidak membawakan manfaat apa-apa, justru hanya berujung penyesalan dan dendam. Ketika saudara muslim kita menjadi pelaku atau korban kezaliman, maka sudah sepatutnya kita menolongnya. Nabi Muhammad Saw bersabda:


“Tolonglah saudaramu yang berbuat zalim dan yang dizalimi”. Mereka bertanya: “Wahai Rasulullah, jelas kami paham menolong orang yang dizalimi tapi bagaimana kami harus menolong orang yang berbuat zalim?”. Beliau bersabda: “Pegang tanganya (agar tidak berbuat zalim)”. (H.R Bukhori)


Hadis di atas mendorong kita untuk menolong pelaku kezaliman sejak dini dengan cara mencegahnya untuk melanjutkan kezalimanya, bukan untuk dibiarkan. Jika pelaku kezaliman dibiarkan, maka ditakutkan kezalimanya akan menjadi membesar dan meluas, dan juga pelaku tersebut akan “keasyikan” dalam kezalimanya, sehingga ia akan meneruskan perbuatanya tersebut.


Jika ada seorang muslim yang membantu kebutuhan muslim lainya, maka kebutuhannya juga akan dibantu oleh Allah SWT. Inilah janji Allah SWT yang ia janjikan kepada umatnya melalui lisan Rasul-Nya. Ini membuat kita tidak ragu-ragu membantu saudara kita yang muslim, khususnya ketika sedang dalam kesulitan.


Wallahu’alam


Sumber Bacaan :


islami.co
www.republika.co.id
www.islampos.com


Sumber Gambar :


sunni.co.id

No comments :

Post a Comment