Perubahan sosial tidak terlepas dari perubahan kebudayaan. Kingsley Davis mengatakan bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya, yaitu kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, bahkan perubahan dalam bentuk serta aturan organisasi sosial.
Secara Teoritis, perubahan sosial dan perubahan kebudayaan dapat dipisahkan. Namun, dalam kehidupan sehari-hari, tidak mudah menentukan garis pemisah antara keduanya karena tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan. Sebaliknya, tidak mungkin ada kebudayaan tanpa ada masyarakat sebagai pendukungnya.
Perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai satu aspek yang sama, yaitu berhubungan dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau perbaikan dalam cara masyarakat memenuhi kebutuhannya.
Karakteristik Perubahan Sosial yaitu sebagai berikut.
1. Tidak ada masyarakat yang berhenti berkembang karena setiap masyarakat mengalami perubahan, baik lambat ataupun cepat.
2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu diikuti pula oleh perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya yang berada dalam satu mata rantai.
3. Perubahan yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi yang bersifat sementara karena ada proses penyesuaian diri. Disorganisasi akan diikuti oleh reorganisasi yang mencakup pemantapan kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang baru.
4. Perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang spiritual saja karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang sangat kuat.
5. Dalam menghadapi perubahan, yang paling penting adalah bagaimana seseorang menyikapinya sehingga tidak menjadi korban perubahan tersebut, tetapi penentu perubahan.
Adapun menurut Macionis (Usman, 2004) perubahan sosial mempunyai 4 karakteristik, yaitu sebagai berikut.
1. Perubahan terjadi di setiap masyarakat, kendatipun laju perubahan sosial bervariasi. Pada masyarakat tradisional perubahan terjadi secara lambat, sedangkan pada masyarakat yang maju terjadi secara cepat. Ogburn mengungkapkan bahwa masyarakat bisa terjadi cultural lag, yaitu ketika kebudayaan material dalam masyarakat itu berubah lebih cepat dibandingkan dengan kebudayaan non material.
2. Perubahan sosial sering kali berkembang pada arah yang sulit dikontrol. Sebuah penemuan baru sebagai upaya untuk mensejahterahkan rakyat bisa jadi akan membuat masyarakat menjadi sengsara diakibatkan oleh monopoli penguasa.
3. Perubahan sosial seringkali melahirkan kontroversi, terutama karena memperoleh variasi pemaknaan yang saling bertentangan.
4. Perubahan sosial boleh jadi menguntungkan pihak-pihak tertentu, tetapi dalam waktu yang bersamaan justru bisa merugikan pihak-pihak tertentu lainnya.
No comments :
Post a Comment