Berdasarkan teori ini, ketidakpuasan terhadap kondisi tertentu yang ada di dalam masyarakat adakalanya menimbulkan gerakan sosial, dimana sejumlah besar orang mengorganisasikan diri untuk memperjuangkan perubahan (Sztompka, 2009).
Menurut Sztompka, gerakan sosial ini mempunyai beberapa komponen, yaitu sebagai berikut.
1. Adanya kolektivitas orang yang bertindak bersama.
2. Kolektivitasnya tersebar, tetapi derajatnya lebih rendah disbanding organisasi formal.
3. Adanya tujuan bersama, yaitu perubahan dalam masyarakat.
4. Tindakannya mempunyai derajat spontanitas yang tinggi, tidak melembaga, dan bentuknya tidak konvensional.
Menurut Sztompka, keterkaitan perubahan sosial dan gerakan sosial dapat dilihat dari 3 komponen yaitu sebagai berikut.
1. Gerakan sosial memiliki tujuan dalam perubahan. Tujuan positifnya adalah memperkenalkan sesuatu yang bermanfaat (politik, budaya baru, dan sebagainya). Sedangkan tujuan negatifnya adalah menghentikan atau mencegah adanya perubahan dilihat dari pergeseran nilai.
2. Gerakan sosial dalam hubungan yang timbal balik. Perubahan sifat yang memengaruhi internal sampai eksternal dalam masyarakat ditimbulkan oleh adanya hubungan timbal balik.
3. Gerakan sosial dalam berbagai status. Pertama statusnya sebagai penyebab utama, kedua sebagai dampak atau gejala yang menyertai proses sosial, dan ketiga sebagai mediator atau wahana pembawa perubahan.
Selain itu, teori ini juga menyatakan bahwa perubahan suatu peradaban ke peradaban lain tidaklah selalu melalui jalan damai, bahkan sejarah membuktikan perubahan peradaban masyarakat kerap terjadi melalui gerakan-gerakan kolektif atau gerakan sosial (Siturmorang, 2007).
No comments :
Post a Comment