Pengetahuan tidaklah cukup, kita harus mengamalkannya. Niat tidaklah cukup, kita harus melakukannya

Friday, October 18, 2019

KEUTAMAAN IKHLAS MENURUT ISLAM

No comments



Assalamu’alaikum Teman-Teman


Kali ini Syamsul17 Blog akan membahas tentang “IKHLAS”. Tentu kita sering mendengar kata Ikhlas tapi tahukah kamu apa itu ikhlas? Kedudukan ikhlas? Tiga tingkatan ikhlas? Ciri-ciri orang ikhlas? Pengelompokkan ikhlas? Cara Mencapai Ikhlas? Manfaat dan Keutamaan Ikhlas?


PENGERTIAN IKHLAS 


Ikhlas merupakan salah satu akhlak yang utama, karena yang demikianlah yang telah ditetapkan Allah sebagai perintah kepada  manusia. Ikhlas adalah sebuah kata yang mudah diucapkan namun tidak mudah dilaksanakan. Banyak nasehat supaya kita selalu bekerja dengan ikhlas agar hidup lebih tenang dan bahagia. Namun ternyata tidaklah mudah beribadah atau beramal saleh dengan benar-benar ikhlas. Kebalikan dari ikhlas adalah riya' .  


Jika ikhlas mengharapkan balasan amal hanya dari Allah, sedangkan riya' berharap balasan dari manusia, walau sekedar ucapan terimakasih. 


Secara bahasa, ikhlas mempunyai pengertian bersih hati, tulus, dan rela. Orang yang bekerja dengan ikhlas adalah orang yang bekerja secara tulus, sukarela, atau tanpa pamrih untuk mendapatkan imbalan apapun.


Dalam prespektif agama Islam, ikhlas berarti niat perbuatan amal saleh secara tulus tanpa pamrih manusia, melainkan hanya mengharapkan ridho Allah SWT semata.


Orang yang ikhlas adalah orang yang berbuat sesuatu tanpa mengharapkan imbalan apapun dari orang lain sekalipun sekedar pujian, melainkan hanya mengharapkan keridhaan Allah semata


KEDUDUKAN IKHLAS


Rasulullah SAW. Pernah bersabda, “ Ikhlaslah dalam beragama, cukup bagimu amal yang sedikit.” 


Dalam hadist lain Rasulullah SAW. bersabda,“ Sesungguhnya Allah tidak menerima amal kecuali dilakukan dengan ikhlas dan mengharap ridha-Nya.”


Imam Syafi’i pernah memberi nasihat kepada seorang temannya,“ Wahai Abu Musa, jika engkau berijtihad dengan sebenar-benar kesungguhan untuk membuat seluruh manusia ridha (suka), maka itu tidak akan terjadi. Jika demikian, maka ikhlaskan amalmu dan niatmu karena Allah Azza wa Jalla.”


Karena itu tak heran jika Ibnul Qoyyim memberi perumpamaan seperti ini,“ Amal tanpa keikhlasan seperti musafir yang mengisi kantong dengan kerikil pasir. Memberatkannya tapi tidak bermanfaat.” Dalam kesempatan lain beliau berkata,“ Jika ilmu bermanfaat tanpa amal, maka tidak mungkin Allah mencela para pendeta ahli Kitab. Jika ilmu bermanfaat tanpa keikhlasan, maka tidak mungkin Allah mencela orang-orang munafik.”


Dari beberapa contoh hadist di atas menunjukkan bahwa ikhlas itu memang sangat penting bagi umat muslim dalam melaksanakan ibadah, karena tanpa rasa ikhlas dan hanya mengharap ridho dari Allah SWT ibadah kita tidak akan diterima oleh Allah.


TIGA TINGKATAN IKHLAS


Ikhlas bisa kita usahakan, karena memang wajib beribadah semata-mata karena Allah Swt. Sebenarnya ikhlas memiliki tiga tingkatan. Mulai dari Ulya (paling tinggi), wustho (sedang-sedang saja) dan dunya (adna: paling rendah). 


Pembagian ini berdasarkan penjelasan dari Syekh Muhammad Bin Salim Bin Sa’ied Asy-Syafi’ie dalam kitabnya, Is’adurrofiq juz 2/hal. 4. Beliau berkata, 


“Tingkatan ikhlas ada tiga. Pertama ulya, yaitu beramal karena Allah SWT semata. Beribadah karena menjalankan perintah-Nya dan menegakkan kewajiban menyembah-Nya. Kedua, wustho, yaitu beribadah karena mengharapkan akhirat. Ketiga, dunya, yaitu beribadah karena ingin kemulian di dunia dan selamat dari berbagai macam mara bahaya dunia.


CIRI-CIRI ORANG IKHLAS


1. Terjaga dari segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah SWT, baik sedang bersama dengan manusia atau sendiri. 


Disebutkan dalam hadits,“ Aku beritahukan bahwa ada suatu kaum dari umatku datang di hari kiamat dengan kebaikan seperti Gunung Tihamah yang putih, tetapi Allah menjadikannya seperti debu-debu yang beterbangan. Mereka adalah saudara-saudara kamu, dan kulitnya sama dengan kamu, melakukan ibadah malam seperti kamu. Tetapi mereka adalah kaum yang jika sendiri melanggar yang diharamkan Allah.” (HR Ibnu Majah)


2. Senantiasa beramal di jalan Allah SWT baik dalam keadaan sendiri atau bersama orang orang lain, baik ada pujian ataupun celaan. 


Ali bin Abi Thalib r.a. berkata,“ Orang yang riya memiliki beberapa ciri; malas jika sendirian dan rajin jika di hadapan banyak orang. Semakin bergairah dalam beramal jika dipuji dan semakin berkurang jika dicela.”


3. Selalu menerima apa adanya yang diberikan oleh Allah SWT dan selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.


4. Mudah memaafkan kesalahan orang lain.


PENGELOMPOKKAN IKHLAS


1. Iklhas Mubtadi’ : Yakni orang yang beramal karena Allah, tetapi di dalam hatinya terbesit keinginan pada dunia. Ibadahnya dilakukan hanya untuk menghilangkan kesulitan dan kebingunan. Ia melaksanakan shalat tahajud dan bersedekah karena ingin usahanya berhasil. Ciri orang yang mubtadi’ bisa terlihat dari cara dia beribadah. Orang yang hanya beribadah ketika sedang butuh biasanya ia tidak akan istiqamah. Ia beribadah ketika ada kebutuhan. Jika kebutuhannya sudah terpenuhi, ibadahnyapun akan berhenti.


2. Ikhlas Abid : Yakni orang yang beramal karena Allah dan hatinya bersih dari riya’ serta keinginan dunia. Ibadahnya dilakukan hanya karena Allah dan demi meraih kebahagiaan akhirat, menggapai surga, takut neraka, dengan dibarengi keyakinan bahwa amal ini bisa menyelamatkan dirinya dari siksaan api neraka. Ibadah seorang abid ini cenderung berkesinambungan, tetapi ia tidak mengetahui mana yang harus dilakukan dengan segera (mudhayyaq) dan mana yang bisa diakhirkan (muwassa’), serta mana yang penting dan lebih penting. Ia menganggap semua ibadah itu adalah sama.


3. Ikhlas Muhibb : Yakni orang yang beribadah hanya karena Allah, bukan ingin surga atau takut neraka. Semuanya dilakukan karena bakti dan memenuhi perintah dan mengagungkan-Nya.


4. Ikhlas Arif, yaitu orang yang dalam ibadahnya memiliki perasaan bahwa ia digerakkan Allah. Ia merasa bahwa yang beribadah itu bukanlah dirinya. Ia hanya menyaksikan ia sedang digerakkan Allah karena memiliki keyakinan bahwa tidak memiliki daya dan upaya melaksanakan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan. Semuanya berjalan atas kehendak Allah.


CARA MENCAPAI IKHLAS


Mau tahu cara Cara agar kita dapat mancapai rasa ikhlas? caranya adalah dengan mengosongkan pikiran dissat kita sedang beribadah kepada Allah SWT. Kita hanya memikirkan Allah, shalat untuk Allah, zikir untuk Allah, semua amal yang kita lakukan hanya untuk Allah. Lupakan semua urusan duniawi, kita hanya tertuju pada Allah.


 Jangan munculkan ras riya’ atau sombong di dalam diri kita karena kita tidak berdaya di hadapan Allah SWT. Rasakanlah Allah berada di hadapan kita dan sedang menyaksikan kita. In shaa Allah dengan cara di atas anda dapat mencapai ikhlas. Dan jangan lupa untuk berdoa memohon kepada Allah SWT agar kita dapat beribadah secara ikhlas untuk-Nya, sebagaimana do’ a Nabi Ibrahim a.s,” Sesungguhnya jika Rabb-ku tidak memberi hidayah kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.” (QS. al An'aam: 77). 


MANFAAT/KEUTAMAAN IKHLAS


1. Cermin Hati Manusia


Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, Rasulullah bersabda “Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat hati dan amal kalian”. 

Allah membedakan derajat manusia berdasarkan hati nya, segala sesuatu yang berhubungan dengan fisik semata hanya masalah duniawi, di kehidupan yang kekal nanti yang dapat menjadi bekal adalah amal kebajikan.


Orang yang memiliki niat ikhlas akan mengerjakan sepenuh hati tanpa ada rasa malas apalagi mencela urusan tersebut, juga tidak memiliki rasa girang ketika dipuji dan rasa benci ketika dicela oleh manusia sebab dia hanya ingin mendapat pandangan baik dari Allah.


2. Perintah Langsung Dari Allah


“Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada Nya”. (QS Az Zumar : 2).


Dalam firman tersebut Allah memerintahkan kepada hamba Nya untuk menjalankan ibadah dengan ikhlas, tidak mengharap imbalan atau jasa, atau hal yang bersifat duniawi.


3.  Menjadikan Amalan Bernilai Besar


“Betapa banyak amalan yang kecil menjadi besar karena niat (ikhlas karena Allah) dan betapa banyak pula amal yang besar menjadi kecil hanya karena niat (bukan karena Allah)”. (HR Imam Muslim). 


Tak perlu merasa kurang dengan pemberian Allah, manfaatkan sesedikit apapun yang kita punya untuk berbuat kebaikan di jalan Allah dengan niat yang ikhlas.


4. Ditakuti Oleh Syetan


“aku (syetan) akan menyesatkan kecuali hamba hamba Mu (Allah) yang ikhlas”. (QS Al Hijr : 40). 


Jelas dari ayat Al Qur’an tersebut bahwa orang yang berhati ikhlas tidak mampu digoda oleh syetan sehingga senantiasa berada ada jalan yang lurus.


5. Mendapat Pertolongan Allah


Dijelaskan dalam sabda Rasulullah bahwa orang yang ikhlas akan mendapat jaminan pertolongan dari Allah “Sesungguhnya Allah menolong ummat ini dengan orang orang yang lemah dengan doa, shalat, dan keikhlasan mereka”. (HSR Nasa’i 6/45).


6. Selamat Dari Neraka


“Apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang orang yang paling merugi perbuatannya yaitu orang orang yang telah sia sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik baiknya”. (QS Al Kahfi : 103-104).


Ayat tersebut menjelaskan bahwa orang yang senantiasa menghitung amal perbuatan mereka dan menganggap telah memiliki bekal yang banyak untuk kehidupan di akherat telah melakukan perbuatan yang sia sia sebab menunjukkan bahwa dia tidak ikhlas dan membanggakan kebaikannya, lain halnya dengan orang yang ikhlas, dia tidak akan menghitung berapa banyak yang dia lakukan melainkan senantiasa merasa kurang dan memperbaiki diri serta niat dalam hatinya sehingga akan dijauhkan oleh Allah dari api neraka.


7. Doa Akan Diijabah (Dikabulkan)


“Setiap orang akan memperoleh apa yang dia niatkan”. (HR Muslim 1907). 


Maksud dari hadist tersebut ialah orang yang ikhlas memohon sesuatu karena mengharap kebaikan dari Allah akan mendapat kebaikan (dikabulkan doa nya) sesuai niatnya tersebut.


8. Jauh Dari Munafik


Orang yang ikhlas tidak akan riya’ dalam berbuat amal kebaikan, riya dalam islam merupakan ciri ciri orang munafik dan sifat orang munafik, dia akan senantiasa berbuat baik dalam keadan sendiri maupun bersama orang banyak, senantiasa memperbaiki diri untuk terus beramal karena yakin Allah melihat setiap amal baik dan buruk nya sekecil apapun.


9. Sebagai Pengampun Dosa Dosa dan Jalan Masuk Surga


Seorang muslim dapat masuk surga karena amal ibadahnya dan atas izin Allah, tidak selalu orang yang terlihat sholeh atau sholehah di mata manusia sebab hanya Allah yang mengetahui hati hamba Nya, simak sebuah kisah yang pernah diceritakan Rasulullah berikut :


“Di musim kemarau yang amat panas ada seekor anjing liar buruk rupa yang hampir mati karena kehausan hingga menjilat jilat tanah lembab di depan rumah seorang ulama tetapi diusir dan dilempari dengan batu, anjing itu ketakutan dan lari dalam kondisinya yang amat lemah hingga terjatuh di pinggir sumur. Saat itu lewatlah seorang pelacur dan merasa iba melihat anjing itu terjulur lidahnya dengan napas yang tersengal sengal, lalu ia merobek gaunnya dan melepas sepatunya untuk membuat timba dan mengambil air dari sumur dan memberikannya kepada anjing itu hingga anjing itu kembali sehat dan hilang rasa hausnya, si pelacur amat gembira melihat anjing itu tak jadi mati karena kehausan. Melihat apa yang telah diperbuat hamba Nya, Allah berfirman kepada malaikat nya “Catatlah hamba Ku itu, dia dalah satu yang akan masuk surga”.


10. Sifat Dasar Nabi dan Rasul


Para Nabi dan Rasul berdakwah dengan memurnikan ketaatan dalam menjalankan agama Allah yang lurus, mereka menerima dan menjalankan segala perintah Allah dengan ikhlas seperti apapun ujian yang diberikan pada mereka. 


Rasulullah bersabda “Allah tidak menerima amal kecuali apabila dilaksanakan dengan ikhlas untuk mencari ridha Allah semata”. (HR Abu Daud dan Nasa’i). Sebagai umat muslim selayaknya kita mencontoh sifat ikhlas yang merupakan teladan para nabi tersebut.


11. Syarat Utama Diterimanya Ibadah


“Katakanlah, sesungguhnya shalatku, ibadah ku, hidup ku, dan mati ku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”. (QS Al Bayyinah : 5).Allah tidak menghitung seberapa banyak atau seberapa sering hamba Nya beramal, melainkan dari seberapa dalam keihklasannya.


12. Mendapat Kelapangan Hati


Diantara keutamaan ikhlas adalah memiliki kelapangan dalam hatinya yang merupakan salah satu cara meningkatkan akhlak, ia tidak menjadikan dunia sebagai tujuan, melainkan berbuat kebaikan untuk mencari bekal di kehidupan akherat nanti sehingga ia sama sekali tidak bertujuan untuk mendapat sanjungan dari manusia. “Barang siapa menjadikan akherat sebagai tujuannya maka Allah akan menjadikan kekayaan dalam hatinya”. (HR At Tirmidzi).


13. Pokok (dasar) Dari Amal Perbuatan


Amal perbuatan dilakukan dengan fisik yang terlihat dan dengan hati yang hanya diketahui oleh Allah. Ikhlas berada di dalam hati manusia, jika memiliki pokok (dasar) yang baik maka imbalan baik pula yang akan diterima dan sebaliknya seperti ungkapan ulama Ibnu Qayim berikut “Amalan hati ialah pokok dan amalan anggota badan adalah pengikut dan penyempurna.” (Badai’ul Fawaaid 3/224).


14. Diberi Petunjuk Oleh Allah


“Kami ceritakan kepadamu kisah mereka yang sesungguhnya, mereka adalah pemuda pemuda yang beriman dan kami tambahkan petunjuk kepada mereka”. (QS Al Kahfi : 13).


Beriman dalam ayat tersebut ialah sebuah kisah teladan pada jaman Nabi terdahulu tentang perjuangan sekelompok pemudayang melanggar aturan pemerintah demi mempertahankan keimanan mereka dengan ikhlas sehingga Allah memberinya petunjuk dan dijadikan mereka pemuda yang teguh keimanannya.


15. Bersih Dari Hawa Nafsu Duniawi


Ikhlas membersihkan diri dari hawa nafsu duniawi yang terlihat maupun  yang tersembunyi, membersihkan diri dari godaan syetan dan segala unsur penyakit hati seperti riya’, rakus, sombong dalam islam, gila harta atau pangkat, dll sebab ia hanya melakukan ibadah dengan ketaatannya kepada Allah, ingin selamat dunia akherat.


16. Mendapat Ketenangan Hati


Orang yang ikhlas beribadah termasuk golongan orang mukmin yang terhindar dari kegundahan, Allah akan memberinya ketenangan dan ketentraman sebab hatinya sudah merasa bahagia dengan melakukan amal ketatan kepada Allah. “Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang orang mukmin supaya keimanana mereka bertambah”. (QS Al Fath : 4).


17. Mendapat Naungan (perlindungan) di Hari Kiamat


“Tujuh golongan yang akan dinaungi Allah di hari kiamat….,seseorang yang bersedekah lalu ia sembunyikan dan seseorang yang berdzikir tatkala sendirian”. (HR Imam Muslim). Perhatikan diantara tujuh golongan, dua golongan yang disebutkan di atas adalah orang yang ikhlas yaitu yang sedekah dengan sembunyi sembunyi hingga tak seorang pun tau dan orang yang berdzikir saat sendiri jauh dari keramaian dan dia tidak mengharap sanjungan orang lain.


Demikian..Semoga Bermanfaat


Wassalamu’alaikum 


Wallahu’alam


Sumber Bacaan :


Buku Nasihat Untuk Kita Oleh Farhan Abdul Majiid
www.kompasiana.com
islami.co
sites.google.com
dalamislam.com

Sumber Gambar : 

habibullahuri.com

No comments :

Post a Comment